Cari Blog Ini

Rabu, 06 Oktober 2010

Kebangkitan Sang Muda

           Beberapa hari yang lalu kita merayakan hari Kebangkitan Nasional yang tepatnya pada tanggal 20 Mei. Kebangkitan nasional adalah masa bangkitnya semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan 350 tahun. Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting, yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Masa ini merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli. Tokoh-tokoh kebangkitan nasional, antara lain: Sutomo, Gunawan, dr. Tjipto Mangunkusumo, Suwardi Suryoningrat (Ki Hajar Dewantara) dan dr. Douwes Dekker.
Budi Utomo.
Budi Utomo (ejaan Soewandi: Boedi Oetomo) adalah sebuah organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr. Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908. Berdirinya Budi Utomo menjadi awal gerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia walaupun pada saat itu organisasi ini awalnya hanya ditujukan bagi golongan berpendidikan Jawa. 
Nasionalisme.
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Politik Etis.
Politik Etis atau Politik Balas Budi adalah suatu pemikiran yang menyatakan bahwa pemerintah kolonial memegang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan pribumi. Pemikiran ini merupakan kritik terhadap politik tanam paksa. Munculnya kaum Etis yang di pelopori oleh Pieter Brooshooft (wartawan Koran De Locomotief) dan C.Th. van Deventer (politikus) ternyata membuka mata pemerintah kolonial untuk lebih memperhatikan nasib para pribumi yang terbelakang. Pada 17 September 1901, Ratu Wilhelmina yang baru naik tahta menegaskan dalam pidato pembukaan Parlemen Belanda, bahwa pemerintah Belanda mempunyai panggilan moral dan hutang budi (een eerschuld) terhadap bangsa pribumi di Hindia Belanda. Ratu Wilhelmina menuangkan panggilan moral tadi ke dalam kebijakan politik etis, yang terangkum dalam program Trias Politika yang meliputi:
1.      Irigasi (pengairan), membangun dan memperbaiki pengairan-pengairan dan bendungan untuk keperluan pertanian
  1. Emigrasi yakni mengajak penduduk untuk transmigrasi
  2. Memperluas dalam bidang pengajaran dan pendidikan (edukasi).
Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda merupakan sumpah setia hasil rumusan Kerapatan Pemuda-Pemudi Indonesia atau dikenal dengan Kongres Pemuda II. Sumpah Pemuda versi orisinal: Pertama, Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia. Kedoea, Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Ketiga, Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
            Itulah kebangkitan sang muda pada masa-masa bangsa ini dijajah yang pada masa-masa sekarang ini kebangkitan itu pudar dan mungkin tidak muncul lagi. Mari kita coba lihat kawan di sekitar kita saat  ini. Masih banyak sekali penindasan baik fisik maupun ideologi. Walau bukan perang, sebenarnya bangsa kita masih terjajah. Terjajah dalam kehidupan ekonomi,  ideologi, moralitas dan masih banyak penjajahan yang kita rasakan. Kemiskinan yang masih rakyat bangsa Indonesia alami. Ketidakadilan meraja lela, ketimpangan yang dapat kita lihat dan rasakan. Rakyat yang miskin pejabat berfoya-foya. Rakyat buncit kelaparan, pejabat buncit kekenyangan. Pemerintah kolonial saja memikirkan tanggung jawabnya pada orang pribumi, saat ini mana tanggung jawab pemerintah kita terhadap rakyatnya sendiri.
Penindasan ideologi, dimana rakyat miskin dikemudian hari tidak dapat merasakan pendidikan, hanya orang-orang kayalah yang dapat merasakan pendidikan. Saat ini saja pendidikan mahal apalagi di masa mendatang, yang seharusnya pendidikan adalah aspek sosial namun apa sekarang, pendidikan diukur dengan logika ekonomi (untung-rugi). Walau negara sudah menyisihkan anggaran untuk pendidikan namun apa yang menjadi kenyataan, masih banyak sekolah rusak tidak diperbaiki malah ambruk dan masih banyak anak-anak usia dini yang putus sekolah serta penduduk daerah terpencil pun ada yang tidak mengenal sekolah.
Perkembangan teknologi informasi yang sungguh sangat pesat, informasi dengan mudah dan cepat kita dapatkan. Banyak informasi yang masuk namun informasi tersebut harus kita saring dan benar-benar disaring sampai benar informasi yang kita terima bermanfaat bagi kita. Janganlah informasi tersebut merusak moralitas kita sebagai bangsa Indonesia.
Dari melihat semunya itu muncul banyak pertanyaan. Adakah yang mau bergerak dan membenahinya? Dimana Budi Utomo sekarang? Dimana Sumpah Pemuda itu? Dimanakah jiwa Nasionalisme itu? Saat ini, bangsa Indonesia membutuhkan Kebangkitan Sang Muda baru dengan semangat baru. Semangat Budi Utomo, semangat Sumpah Pemuda yang disertai semangat Jiwa Nasionalisme. Kebangkitan Sang Muda yang nantinya menjadi penerus bangsa Indonesia. Marilah kawan, marilah kita menjadi Kebangkitan Sang Muda baru. Salam Mahasiswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar